ABSTRAKSI
SINGKAT
Raja Yang Hina adalah judul yang saya pikir paling
sesuai dengan isi drama ini. Drama Raja Yang Hina ini mengisahkan seorang
pastor yang menganggap dirinya paling suci, hebat, baik, layak dihargai dan
dihormati. Ia melihat jabatan imamat yang ada padanya sebagai satu kesempatan
untuk menyombongkan diri dan untuk mencapai keinginannya. Bermula dari kedatangan pasangan muda yang
meminta untuk pelangsungan sakramen pernikahan, namun karena kekurangan uang
untuk memenuhi administrasi keuangan, maka sang calon istri memohon sang pastor
untuk tetap melangsungkan pernikahan mereka dengan jaminan sang calon istri sendiri
bekerja untuk sang pastor. Melihat si calon istri yang cantik ini menawarkan
diri untuk bekerja membantu sang pastor, maka sang pastor memanfaatkan moment
ini sebaik-baiknya. Ia memaksa Andre si calon suami untuk membiarkan calon
istrinya bekerja agar ia bisa melancarkan aksinya. Namun naas menimpa sang
pastor ketika ia berusaha memeluk dan mencium Nining calon istri Andre. Nining
yang merasa diperlakukan tidak sopan melarikan diri sambil menangis. Hal ini
memantik tanya banyak orang yang melihat Nining berlari sembari menangis itu.
setelah mengetahui penyebabnya, orang banyak pun mencari sang pastor dengan
perasaan marah, kesal dan benci. Dalam benak mereka, sang pastor yang adalah
abdi Tuhan, yang tidak mungkin melakukan hal biadab seperti itu dianggap
sebagai orang yang paling keji, orang yang paling bobrok dan sungguh tidak
dapat dipercayai dan diharapkan lagi. Mereka yang mendapati sang pastor itu pun
melancarkan proses penghakiman ala mereka sendiri secara brutal. Sang pastor
akhirnya hanya bisa menuai pukulan, tendangan, amarah, hinaan dan makian dari
orang banyak itu. namun terhadap perbuatan keji sang pastor, Andre dan Nining
tidak membencinya. Mereka datang lagi menghampirinya, berusaha memadamkan
amarah orang banyak dan lebih mulianya lagi memaafkan sang pastor. Akhir kisah
ini ditutup dengan penyesalan sang pastor dan diakhiri dengan pelukan serta
tangisan yang menderu-deru.
LOKASI
Setting
tempat dalam drama ini adalah kediaman dan ruang kerja sang pastor. Serta akhir
dari cerita mengambil tempat di jalanan umum.
KARAKTER
Sang pastor adalah tokoh
utama, yang memainkan peran penting. Ia berwatak sombong. Bersikap angkuh, dan
merasa paling hebat. Ia juga menganggap dirinya raja sehingga berhak atas orang
lain
Andre merupakan tokoh
pendukung. Berkarakter penurut dan berasal dari orang sederhana.
Nining merupakan tokoh
pendukung tokoh utama. Gadis sederhana yang cantik dan rajin. Ia rela melakukan apa saja asalkan ia dan Andre
segera diberkati. Ia tampil sebagai perempuan yang menyuarakan keadilan, yang
menuntut kesetaraan dalam tindakan kaum lelaki.
Orang banyak,
pemuda jalanan, perempuan setengah baya adalah tokoh pembantu yang tampil dalam
klimaks cerita ini.
RAJA YANG HINA
Sang
pastor memasuki panggung dengan membawa seikat perasaan bangga. Sembari
berjalan mengitari panggung, sesekali ia menjumput jubahnya lalu menciuminya.
Pastor:
hahahahaaa….sekarang aku telah menjadi seorang pastor. Lihat! Lihat! (sedikit menarik jubah dengan kedua tangannya
sembari menunjukkannya kepada semua orang) lihat! Jubah yang kukenakan ini.
Sungguh elegant bukan? Inilah yang aku dambakan selama ini. (menebah dadanya, bangga).
Hahahahaa…mulai sekarang aku akan dihormati semua orang. Mulai dari yang kecil
bodoh, anak muda, orang tua bahkan sampai kakek-nenek keriput yang tidak ada
gunanya itu….(terus tertawa bangga). Aku
pasti akan dianggap suci, baik dan tahu segala hal. Mereka akan mencium
tanganku. Mereka akan patuh kepadaku. Mereka akan menyiapkan segala sesuatu
yang aku perlukan. Dan aku akan selalu didahulukan di setiap kesempatan apapun.
Oooohhhh….betapa luar biasanya aku yang sekarang ini. Cukup mengenakan pakaian
putih ini dan aku akan menjadi raja segala raja. Haahaa…hahahaaaa…hahahaa…
Tiba-tiba lampu panggung mulai redup perlahan hingga
akhirnya padam total. Suasana terasa mencekam dan sunyi sekali. Tiba-tiba
terdengar suara yang berkata.
Mr.
x
: hahahahaha……hahahaha…(suara tertawanya
membahana dan bergema di seluruh ruangan. Sementara si pastor itu terlihat
celingukan mencari asal muasal suara itu). apaaaa??? sangkamu kaulah
manusia terhebat? Jangan senang dulu sobat. Bisa saja apa yang kau banggakan
dari dirimu sekarang ini akan membawa petaka besar bagimu di kemudian hari.
Ya…ibarat api dari sebatang korek yang menjelma kobaran api dan akan
menghanguskan dirimu sendiri. Hahaha…..hahaha…hahaaaaa…(suara tertawa perlahan-lahan meredup hingga lenyap).
Pastor: aaahhh…persetan
dengan kau! Siapakah engkau? Siapa haaa…? Berani-beraninya menasehatiku seperti
itu. Tidak tahukah engkau siapakah aku ini? Aku ini orang yang paling disegani,
dihormati dan dihargaiiii…(berteriak seolah
menegaskan predikatnya yang agung itu). heii…heiiii…heiii
bangsattt…tidakkah engkau dengar? Heiiii…dimanakah engkau? Tunjukkan dirimu
bila engkau hebat? Aaarrrggghhhh…
(berteriak-teriak
sembari menegadah ke atas. Dan diakhir teriakannya yang mulai melemah, ia
menjatuhkan lututnya perlahan-lahan).
Selingan
music instrument (mellow)
Pastor: (Duduk
termenung) apakah benar kalau apa yang kubanggakan sekarang ini akan
berubah menjadi malapetaka bagiku? Kalau memang benar, mana buktinya? Kapan itu
akan terjadi? Hahhahaa….(tawanya perlahan
memuncak seolah menertawai dirinya sendiri) haaaahahaa… tidak mungkin!
Tidak mungkin!
Sementara ia duduk termenung memikirkan tentang
dirinya, datanglah pasangan muda, Andre bersama Nining, calon istrinya. Mereka
datang dengan pakaian lusuh ala kadarnya. Mereka hendak menemui sang pastor
untuk menyampaikan sesuatu hal.
Tok..tok…tok…(suara pintu diketuk berirama).
Pastor: Masuk!. (menoleh ke arah pintu).
Andre
dan Nining:
selamat pagi bapak pastor. (sapa mereka
sembari menghampiri sang pastor lalu menyalami dan menciumi tangannya).
Pastor: (dengan sedikit berwibawa dan agak angkuh
mempersilahkan mereka duduk). Yaa…silahkan duduk. Bagaimana? Apa maksud
kedatangan kalian berdua kemari? (melipat
kedua tangannya lalu melihat ke arah mereka berdua).
Andre: (Sedikit canggung dan agak takut).
Begini bapak pastor, kami datang kesini untuk menanyakan kepastian pernikahan
kami. Segala sesuatu mengenai syarat-syaratnya sudah kami penuhi. Hanya
administrasinya saja yang be…lum.. se..(mengucapkan
dengan terbata-bata sembari sesekali menunduk).
Pastor: (menyela
pembicaraan Andre). Apaaaa? (memukul
meja lalu bangkit berdiri). Belum selesai? Jangan ngawur ya…apa kalian
pikir bisa segera menikah kalau urusan administrasinya belum selesai seperti
ini? Hahaha….tidak bisa! (mengayunkan
telunjuk ke arah mereka berdua dan merangkul pundak mereka dari belakang).
Nining: minta maaf
bapak pastor. Aa…aaa…jujur saja bahwa kami belum mempunyai cukup uang untuk
itu. bisakah bapak pastor meringankannya untuk kami. Kami berjanji jika setelah
selesai nikah kami berdua akan melunasinya.
Pastor: Apa kamu pikir
aku bisa berbuat sesuatu untuk kalian berdua haaa?
Andre dan Nining: tolonglah
bapak pastor. (serentak menjawab penuh
pengharapan).
Pastor: (menopang dagu dan berpikir sejenak).
Nining: saya bisa bekerja apa saja untuk itu
bapak pastor. Mencuci piring atau mencuci pakaian disini pun yang penting bisa
mendapatkan uang untuk melunasinya. (memegang
tangan sang pastor).
Pastor: (tersenyum dan melentikkan jarinya).
Yaaa…yaa…yaa…tapi apakah kamu serius?
Nining: iya bapak
pastor. Saya serius.
Pastor: bagus. Kalau
begitu, pernikahan kalian akan saya laksanakan secepat mungkin. Asalkan kalian
jangan memberitahukan kepada orang lain bahwa aku yang membantu kalian untuk
ini. Dan mengenai pernyataanmu untuk bekerja disini itu adalah hal yang bagus.
Tapi apakah kau keberatan jika calon istrimu yang cantik ini (menyentuh
pipi Nining) bekerja disini? (menghampiri
andre dan bertanya padanya).
Andre:
sa…sa…ya..sayaaa…
Pastor: (memotong perkataan Andre). Kau harus
bersedia! Jika tidak, pernikahan kalian akan dibatalkan dan mungkin akan
menjadi lebih rumit dari yang sekarang ini. Haha..hahaa…hahaa…
Andre: (meski dengan berat hati ia akhirnya mengiyakan
saja). Baik bapak pastor. Saya tidak keberatan.
Pastor: bagus…bagus sekali. Sekarang pergi
dari sini. Cepat pergi. Dan kau cantik, datanglah kemari besok. Akan
kutunjukkan apa saja yang akan kau kerjakan disini. Hhahaaahahaa…(tertawa datar).
Sementara
sang pastor tengah senang dengan keputusannya tadi, Andre dan Nining meninggalkan
ruangan itu dan kembali ke rumah mereka. Sepanjang perjalanan pulang Andre hanya
bisa menyesal atas keputusan Nining untuk bekerja mendapatkan uang dan menyesal
atas sikap sang pastor yang tak seharusnya demikian.
Pastor: (menampar kedua pipinya perlahan).
Heiii…apa aku bermimpi? Lihat saja. Dengan jabatanku sebagai pastor, aku bisa
melakukan apa saja. Hal yang mudah bisa aku buat menjadi rumit. Nining…Nining…kau kini telah berada dalam
genggamanku cantik. Lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya.
Keesokkan
harinya, Nining datang menemui sang pastor. Kali ini Nining datang dengan
penampilannya yang mampu menawan hati sang pastor. Rambut panjangnya yang
diikat keatas menambah daya tarik tersendiri bagi kaum lelaki. Nining tampil
dengan membawa tas kulitnya yang berwarna hitam meski tersimpan sepenggal
keraguan dalam binar matanya yang indah itu.
Pastor: ooohh….ckckckckc…lihat siapa yang
datang. Kau datang juga Nining? (merangkul
pundak Nining).
Nining: (mencoba melepaskan rangkulan sang pastor).
Ah…aaa….tolong bapak pastor jangan seperti ini. Tidak baik kalau dilihat orang. (mulai mengambil jarak sedikit jauh dari
sang pastor).
Pastor: oke…oke…santai
saja Nining. Aku ini seorang pastor, tidak mungkin aku melakukan hal yang tidak
baik terhadapmu. Jangan takut cantik.
(mencolek dagu Nining). Baiklah. Sekarang ikut aku dan akan kutunjukkan
kepadamu apa saja yang akan kau kerjakan disini. (sang pastor membawa Nining dan menjelaskan kepadanya tentang segala
sesuatu yang akan ia kerjakan).
Nining: aah…apa saya
langsung bekerja sekarang?
Pastor: tentu. Tunggu
apa lagi. Sekarang pergilah bekerja. Dan jangan lupa, buatkan aku minuman pada
jam 10.00 pagi dan 16.00 di sore hari. Paham?
Nining: baik bapak pastor. (setelah itu Nining mulai bekerja. Dari
mencuci pakaian, merapikan ruangan-ruangan, menyapu, mengepel dan membuat minum
untuk sang pastor).
Pekerjaan
ini dilakukan Nining setiap pagi sampai sore tanpa beristirahat sedikitpun.
Setelah selesai barulah ia pulang kembali ke rumah jam 17.00. Pekerjaan ini
Nining lakukan dengan setia karena ia ingin pernikahannya dengan Andre calon
suaminya itu segera dilangsungkan tanpa ada hambatan lagi. Begitulah pekerjaan
ini berjalan beberapa hari, hingga di suatu hari terjadi sesuatu yang berada di
luar dugaannya.
Jam
10.00 pagi Nining datang membawa minuman untuk sang pastor di ruang kerjanya. (perlahan mengetuk pintu lalu masuk).
Nining: ini minumannya
bapak pastor. (meletakkan segelas teh dan
sepiring roti selai, lalu bergegas meninggalkan ruangan sang pastor).
Pastor: (melihat Nining yang tampak cantik itu
dengan penuh kekaguman. Ia memperhatikan cara Nining berjalan). Tunggu…
kemari sebentar. (beranjak dari tempat
duduknya, berusaha memeluk dan mencium Nining). Kau sungguh luar biasa.
Nining: (berontak melepaskan pelukan sang pastor).
Bapak pastor apa-apaan ini. Mengapa berbuat seperti ini? (berusaha lari).
Tetapi
rupanya sang pastor yang telah dibelit nafsu itu menangkap Nining secara kasar,
menamparnya dan memaksanya untuk menuruti keinginannya. Sadar akan perilaku
sang pastor yang kurang ajar itu, Nining menghamburkan dulang yang dipegangnya
lalu berlari keluar sambil menangis tersedu-sedu. Nining berlari sepenuh
tenaganya, berusaha melepaskan dirinya dari sang pastor yang kurang ajar itu.
orang-orang yang dijumpainya di sepanjang jalan telihat heran dan
bertanya-tanya apa gerangan sehingga Nining menangis seperti itu. Nining terus
berlari membawa segudang rasa sakit hati. Sementara itu, sang pastor yang
biadab itu terdiam tanpa kata di dalam ruangannya.
Pastor:
aaarrgghhh….(nafasnya tersengal). mengapa aku bertindak segoblok ini. Oh
Tuhan…celaka aku. (menutup mukanya penuh
malu).
Sementara
meratapi kebodohannya, tiba-tiba muncul begitu banyak orang lengkap dengan
kayu, parang dan pisau. Mereka berusaha masuk ke dalam untuk mencari sang
pastor yang biadab itu.
Orang
banyak:
dimana kau bersembunyi pastor bejat…keluar kau. Tunjukkan dirimu dan kami akan
mencincangmu hidup-hidup. (terus
berteriak-teriak menunjukkan kekesalan mereka).
Pastor: (kaget dengan kegaduhan yang terjadi).
Mati aku…! Ahhhh….(mondar-mandir).
Akhirnya,
orang banyak yang sedari tadi mencari-cari sang pastor menemukannya di dalam
ruangannya. Mereka langsung menangkap sang pastor, menariknya keluar dan
membawanya ke jalanan umum. Sementara itu mereka terus memukul sang pastor,
meludahinya, menendangnya dan mengatainya habis-habisan. Sang pastor hanya
meronta dan merintih kesakitan sambil derai kata maaf terus mengalir keluar
dari mulutnya.
Perempuan
paruh baya:
dasar pastor kurang ajar. Berani-beraninya berbuat kurang ajar terhadap
perempuan. Apa bapak pastor pikir perempuan itu lemah jadi seenaknya saja
terhadap perempuan?
Lelaki
muda:
gila…dasar gila. Apa lagi yang bisa kita harapkan dari seorang pastor seperti
ini? Selain kebodohan dan kebobrokan yang ia punya saat ini. Cuiiihhhh. (meludahi sang pastor).
Pemuda
jalanan:
ternyata dia tidak lebih dari saya yang tiap harinya menghabiskan waktu di
jalan. Malahan mabuk-mabukkan, merokok dan memalak jauh lebih terhormat
daripada perbuatannya ini.
Perempuan
paruh baya:
ya benar. Dia pikir dia siapa. Raja? Seenaknya saja bertindak atas nama
imamatnya itu. anda lebih pantas menjadi raja bagi para sundal dan setan di neraka
sana bapak pastor yang mulia. (orang
banyak serentak menertawainya penuh sinis).
Orang
banyak itu pun membuat pengadilan yang paling keji yang dianggap pantas dan
setara untuk sang pastor. Pukulan, makian, cercaan, tendangan dan hinaan terus
mendarat tanpa henti di tubuh sang pastor itu. hingga akhirnya, datanglah Andre
bersama calon istrinya Nining untuk menghentikan pengadilan yang keji itu.
Andre: heiiii….heiii…cukup. cukup.
Berhentilah mengadilinya. (masuk ke dalam
kerumunan orang banyak dan memberhentikkan mereka).
Pemuda
jalanan:
untuk apa berhenti? Apa saudara senang dengan perbuatannya terhadap calon istri
saudara?
Andre: (menjawab dengan nada keras). Saya
memang tidak terima dengan perbuatannya itu. tapi apa salahnya jika kalian
berhenti menghakiminya dan kita bicarakan baik-baik. Kasihan dia. (suasana perlahan menjadi tenang. Andre
mengangkat sang pastor yang sudah babak belur dan tidak berdaya itu).
Pastor: maafkan saya
Andre. Maafkan saya Nining. (melihat ke
arah Andre dan Nining). Saya telah berlaku kurang ajar. Saya salah karena
telah menggunakan kuasa dan wewenang saya sebagai imam dengan tidak bijaksana.
Saya keliru. Saya pikir dengan imamat yang saya miliki ini, saya akan mendapat
apa saja yang saya inginkan. Saya terlalu menganggap diri saya sebagai seorang
raja yang harus dihormati, dihargai dan didengarkan. Kini saya telah sadar
bahwa saya adalah seorang raja yang paling hina. Ya, raja yang hina. (menangis menyesali perbuatannya).
Maafkan aku…maafkan aku…
Andre: sudahlah bapak
pastor. Saya mengerti. Saya datang kesini juga bukan untuk menghakimi anda.
Nining: benar bapak
pastor. Maafkan kami berdua juga. (menitikkan
air mata).
(Nining, Andre
dan sang pastor pun saling berpelukan. Antara mereka mengalir sejumlah tangis
tiada tepi. Tangis penuh sesal. Tangis penuh perubahan. Tangis yang akan
menjelma menjadi sukacita). Orang banyak pun mulai menyingkir satu per satu.
Kini tinggal mereka bertiga dengan perasaan masing-masing yang tidak dapat
dieja sekalipun dengan hati kita yang iba.
_The end_
PESAN
SINGKAT
Sebagai
calon imam, kita perlu mewaspadai sikap dan karakter yang dianut oleh sang
pastor di atas. Imamat suci yang kita peroleh bukanlah menjadikan kita sombong
dan kehilangan tujuan kita. Menjadi imam bukanlah mewujudkan obsesi kita untuk
menjadi raja atas segala raja namun sebaliknya, menjadi imam berarti menjadi
hamba sekaligus pelayan bagi sesama kita. Hendaknya kita mampu hidup murni
sesuai dengan tri kaul yang kita ikrarkan di hadapan Tuhan dan sekali lagi
jangan biarkan diri kita terjebak dalam lilitan klerikalisme yang akut hingga
akhirnya membahayakan diri kita sendiri.
_MAURICE MORGHAN NIKMAT_
12 November ‘14
Di Puncak Surga Ketiga
Pada senja yang menggairahkan
Kala birahi memenjarakan kata..