EPISODE SAJAK
.._YESUS, LELAKI FARISI
DAN PEREMPUAN BERDOSA_..
EPISODE
1
Malam itu…
Remang – remang cahaya bulan separuh rupa mengiringi
langkah lelaki Farisi berbadan tegap dengan selembar papyrus usang di tangan
kanannya, mengayuh langkah terburu menuju Guru…
Sandalnya hampir terlepas… Bergegas ditariknya tali
yang membelit kedua kakinya sembari mengulum senyum kecil di sudut bibirnya. “ ah..Guru..! maklumlah aku orang farisi
kaya yang miskin..” Katanya sedikit bergurau. “ Sempatkan waktu – Mu sejenak untuk mampir dalam perjamuan di rumahku.
Kupastikan semuanya terjamin dan sandalku takkan lagi terlepas ”. tambahnya
melengkapi maksud hatinya…
“
Baiklah. Pergilah dan siapkan segala sesuatu “.
Sang Guru membalasnya…
Episode ini berakhir di bawah pohon kurma, kala
mereka berdua saling membagi arah. Malam dengan bulan separuh rupa pun berakhir
di sini…
EPISODE
2
Malam itu lagi..
Yesus datang dengan pakaian neces, berbaju katun
halus buatan sang Ibu tercinta… sandalnya nampak kokoh di kedua kakinya…senyuman
– Nya menambah kesan elegant atas rambut
pirang – Nya yang disisir membelah…
Yesus mengetuk pintu…” Ini Aku… bukalah pintumu bagi – Ku…” Pintu jati tua itu pun terbuka dan mulailah
yesus dengan perjamuan – Nya.
Episode ini menepi di rumah tua lelaki Farisi tadi,
di atas meja kebahagiaan yang teramat suci. Yesus tersenyum…lelaki Farisi itu
tersenyum…sementara semua anggota keluarga serta budaknya menelan segumpal
tanda tanya…persetan !!
EPISODE
3
Masih di malam itu…
Sukacita berkeliaran mengejar setiap paras yang
duduk mengitari meja perjamuan…sesekali anggur ditegak dengan kejam…sesekali
kucing dan anjing pun mengamuk seolah menagih jatah. Sampai – sampai senduk
lelaki Farisi itu terjatuh dan ia hanya tertawa atas nama kebodohan dan egonya
sendiri…
Episode ini terus berlanjut sampai tak ada lagi kata
dan sajak yang terucap di atas meja perjamuan itu…
EPISODE
4
Kala malam menuju poros takhtanya…
Datanglah perempuan berdosa membawa sebuah buli –
buli pualam berisi minyak wangi…ia mengetuk pintu, masuk dan langsung mengambil
tempat tepat di belakang Yesus sang Guru. Untaian kepingan air matanya pun
berjatuhan dan terus mengalir membasahi rupanya yang penuh dosa…Yesus terhenyak
dan membiarkan perempuan itu berbuat apa yang ingin ia lakukan.
Sahabat… Ternyata kepingan air mata yang terus
berjatuhan itu dibalutnya pada kaki Sang Guru…Disekanya penuh kelembutan dengan
rambut panjang kecoklatannya itu…sepanjang rasa bersalah dan dosanya…Dan di
akhir amalnya itu ia sisipkan sejuta kecupan dari bibir yang paling hina pada
punggung kaki Sang Guru lalu menaburkan minyak wangi itu atas nama tolak
pusara…mengusir segala debu pada tapak Sang Guru…Ia tampak sedikit gila bukan ?
menghabiskan sesuatu yang berharga pada apa yang menjilat tanah…
Yesus bangkit berdiri dengan semerbak wewangian yang
menggairahkan…meraih tangan perempuan berdosa itu lalu membisikkan sepenggal
kata yang mewakili seluruh perasaan – Nya : “
terima kasih saudari – Ku…” Yesus
masih meraih tangannya, menuntunnya mendekati lelaki Farisi itu dan mulai
membuat sebuah analogi..
“
saudara – Ku…tengoklah betapa miskinnya dirimu sama seperti sandalmu yang
hampir terlepas itu. Sejak awal Aku masuk membawa seikat sukacita untukmu
engkau tak pernah menyadarinya… bahkan Aku
tak kauberi setimba air untuk membasuh kaki – Ku…tapi perempuan ini
membasuhnya dengan kepingan air mata yang hangat dan membalutnya pada punggung
kaki – Ku. Engkau tak memberi kecupan selamat datang di kening – Ku, tetapi ia
sejak kedatangannya tak pernah berhenti mencium kakiku. Bahkan kaki – Ku
diminyakinya dengan wewangian indah sementara engkau tak melakukannya sedikit
pun pada – Ku “.
Episode ini beranjak pergi dari perjamuan ini dan
hanya menyisakan selaksa sesal pada jiwa Lelaki Farisi mengagumkan itu.
EPISODE
5
Masih di malam mencengangkan itu…
Yesus memburatkan senyuman yang paling manis untuk
perempuan berdosa itu…
Sementara lelaki Farisi itu tertunduk memikul sesal
di atas meja perjamuannya…Di akhir episode kelima ini Yesus memeluk perempuan
itu erat – erat sembari berbisik : “
Pulanglah..!! dosamu telah Kubenamkan. Imanmulah yang telah menjadi Mesias
bagimu..” Yesus melepaskan pelukan –
Nya…perempuan itu berlalu…
Sementara di penghujung malam episode terakhir itu
Yesus hanya menepuk punggung lelaki Farisi itu dan berkata lagi : “ undang Aku lagi untuk makan di rumahmu
pada ulang tahunmu nanti..
Di
Hembusan Angin September..
Di
Puncak Surga Ketiga
Pada
senja yang menggairahkan
Kala
birahi memenjarakan kata..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar