Profil Maurice Morghan Nikmat

Jumat, 20 Mei 2016


EPISODE SAJAK

.._YESUS, LELAKI FARISI DAN PEREMPUAN BERDOSA_..


EPISODE 1
Malam itu…
Remang – remang cahaya bulan separuh rupa mengiringi langkah lelaki Farisi berbadan tegap dengan selembar papyrus usang di tangan kanannya, mengayuh langkah terburu menuju Guru…
Sandalnya hampir terlepas… Bergegas ditariknya tali yang membelit kedua kakinya sembari mengulum senyum kecil di sudut bibirnya. “ ah..Guru..! maklumlah aku orang farisi kaya yang miskin..” Katanya sedikit bergurau. “ Sempatkan waktu – Mu sejenak untuk mampir dalam perjamuan di rumahku. Kupastikan semuanya terjamin dan sandalku takkan lagi terlepas ”. tambahnya melengkapi maksud hatinya…
“ Baiklah. Pergilah dan siapkan segala sesuatu “. Sang Guru membalasnya…
Episode ini berakhir di bawah pohon kurma, kala mereka berdua saling membagi arah. Malam dengan bulan separuh rupa pun berakhir di sini…

EPISODE 2
Malam itu lagi..
Yesus datang dengan pakaian neces, berbaju katun halus buatan sang Ibu tercinta… sandalnya nampak kokoh di kedua kakinya…senyuman – Nya  menambah kesan elegant atas rambut pirang – Nya yang disisir membelah…
Yesus mengetuk pintu…” Ini Aku… bukalah pintumu bagi – Ku…”  Pintu jati tua itu pun terbuka dan mulailah yesus dengan perjamuan – Nya.
Episode ini menepi di rumah tua lelaki Farisi tadi, di atas meja kebahagiaan yang teramat suci. Yesus tersenyum…lelaki Farisi itu tersenyum…sementara semua anggota keluarga serta budaknya menelan segumpal tanda tanya…persetan !!
  
EPISODE 3
Masih di malam itu…
Sukacita berkeliaran mengejar setiap paras yang duduk mengitari meja perjamuan…sesekali anggur ditegak dengan kejam…sesekali kucing dan anjing pun mengamuk seolah menagih jatah. Sampai – sampai senduk lelaki Farisi itu terjatuh dan ia hanya tertawa atas nama kebodohan dan egonya sendiri…
Episode ini terus berlanjut sampai tak ada lagi kata dan sajak yang terucap di atas meja perjamuan itu…

EPISODE 4
Kala malam menuju poros takhtanya…
Datanglah perempuan berdosa membawa sebuah buli – buli pualam berisi minyak wangi…ia mengetuk pintu, masuk dan langsung mengambil tempat tepat di belakang Yesus sang Guru. Untaian kepingan air matanya pun berjatuhan dan terus mengalir membasahi rupanya yang penuh dosa…Yesus terhenyak dan membiarkan perempuan itu berbuat apa yang ingin ia lakukan.
Sahabat… Ternyata kepingan air mata yang terus berjatuhan itu dibalutnya pada kaki Sang Guru…Disekanya penuh kelembutan dengan rambut panjang kecoklatannya itu…sepanjang rasa bersalah dan dosanya…Dan di akhir amalnya itu ia sisipkan sejuta kecupan dari bibir yang paling hina pada punggung kaki Sang Guru lalu menaburkan minyak wangi itu atas nama tolak pusara…mengusir segala debu pada tapak Sang Guru…Ia tampak sedikit gila bukan ? menghabiskan sesuatu yang berharga pada apa yang menjilat tanah…
Yesus bangkit berdiri dengan semerbak wewangian yang menggairahkan…meraih tangan perempuan berdosa itu lalu membisikkan sepenggal kata yang mewakili seluruh perasaan – Nya : “ terima kasih saudari – Ku…”   Yesus masih meraih tangannya, menuntunnya mendekati lelaki Farisi itu dan mulai membuat sebuah analogi..
“ saudara – Ku…tengoklah betapa miskinnya dirimu sama seperti sandalmu yang hampir terlepas itu. Sejak awal Aku masuk membawa seikat sukacita untukmu engkau tak pernah menyadarinya… bahkan Aku  tak kauberi setimba air untuk membasuh kaki – Ku…tapi perempuan ini membasuhnya dengan kepingan air mata yang hangat dan membalutnya pada punggung kaki – Ku. Engkau tak memberi kecupan selamat datang di kening – Ku, tetapi ia sejak kedatangannya tak pernah berhenti mencium kakiku. Bahkan kaki – Ku diminyakinya dengan wewangian indah sementara engkau tak melakukannya sedikit pun pada – Ku “.
Episode ini beranjak pergi dari perjamuan ini dan hanya menyisakan selaksa sesal pada jiwa Lelaki Farisi mengagumkan itu.

EPISODE 5
Masih di malam mencengangkan itu…
Yesus memburatkan senyuman yang paling manis untuk perempuan berdosa itu…
Sementara lelaki Farisi itu tertunduk memikul sesal di atas meja perjamuannya…Di akhir episode kelima ini Yesus memeluk perempuan itu erat – erat sembari berbisik : “ Pulanglah..!! dosamu telah Kubenamkan. Imanmulah yang telah menjadi Mesias bagimu..”  Yesus melepaskan pelukan – Nya…perempuan itu berlalu…
Sementara di penghujung malam episode terakhir itu Yesus hanya menepuk punggung lelaki Farisi itu dan berkata lagi : “ undang Aku lagi untuk makan di rumahmu pada ulang tahunmu nanti..                             


Di Hembusan Angin September..

Di Puncak Surga Ketiga
Pada senja yang menggairahkan
Kala birahi memenjarakan kata..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar